Ada
dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik
(kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Akhlak berasal dari
bahasa Arab yakni khuluqun yang menurut lughat
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Kalimat
tersebut mengandung segi-segi persesuaian denga perkataan khalakun yang berarti
kejadian, serta erat hubungan dengan khaliq yang berarti pencipta dan makhluk
yang berarti diciptakan.
Perumusan
pengertian akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan baik
antara khaliq dengan makhluk dan antara makhluk denganmakhluk.Secara
terminologi kata "budi pekerti" yang terdiri dari kata budi dan
pekerti.Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran,
yang didorong oleh pemikiran, rasio atau character. Pekerti adalah apa yang
terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi
budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang
termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia.
Sedangkan
secara terminologi akhlak suatu keinginan yang ada di dalam jiwa yang akan
dilakukan dengan perbuatan tanpa intervensi akal/pikiran. Menurut Al Ghazali
akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan
mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain
mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang
dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul
dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari.
Defenisi
akhlak secara substansi tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat
melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu :
Pertama,
perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam dalam jiwa seseorang,
sehingga telah menjadi kepribadiannya.
Kedua,
perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.Ini berarti bahwa saat melakuakan sesuatu perbuatan, yang
bersangkutan dalam keadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur dan gila.
Ketiga,
bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.Perbuatan akhlak
adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang
bersangkutan.Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan
manusia yang dapat dinilai baik atau buruk.
Keempat,
bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesunggunya,
bukan main-main atau karena bersandiwara
Kelima,
sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik)
adalah perbuatan yang dilakukan karena keikhlasan semata-mata karena Allah,
bukan karena dipuji orang atau karena ingin mendapatkan suatu pujian.
Dari
segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos
yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas etika. Etika menurut
filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika
merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni ethos
yang berarti adat kebiasaan.
Sedangkan
yang dimaksud kebiasaan adalah kegiatan yang selalu dilakukan berulang-ulang
sehingga mudah untuk dilakukan seperti merokok yang menjadi kebiasaan bagi
pecandu rokok. Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Etika
membahasa tentang tingkah laku manusia. Ada orang berpendapat bahwa etika dan
akhlak adalah sama. Persamaan memang ada karena kedua-duanya membahas baik dan
buruknya tingkah laku manusia. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah
mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat
tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika
mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang
baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Apabila
kita menelusuri lebih mendalam, maka kita dapat menemukan secara jelas
persamaan dan perbedaan etika dan akhlak. Persamaan diantara keduanya adalah
terletak pada objek yang akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas
tentang baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. Sedangkan
perbedaannya sumber norma, dimana akhlak mempunyai basis atau landasan kepada
norma agama yang bersumber dari hadist dan al Quran.
Para
ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai
berikut.
Pertama,
dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbutaan yang
dilakukan oleh manusia.
Kedua,
dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan
filsafat.Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutla, absolut dan
tidak pula universal.
Ketiga,
dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan
penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, terhina dsb.
Keempat,
dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-rubah
sesuai tuntutan zaman.
Dengan
ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatakan baik atau buruk. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
Moral
berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila.
Sedangkan moral adalah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Antara
etika dan moral memang memiliki kesamaan.Namun, ada pula berbedaannya, yakni
etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.Menurut
pandangan ahli filsafat, etika memandang tingkah laku perbuatan manusia secara
universal (umum), sedangkan moral secara lokal.Moral menyatakan ukuran, etika
menjelaskan ukuran itu.Namun demikian, dalam beberapa hal antara etika dan
moral memiliki perbedaan.Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk
menentukan nilai perbutan manusia baik atau buruk menggunakan tolak ukur akal
pikiran atau rasio, sedangkan dalam pembicaran moral tolak ukur yang digunakan
adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung di masyarakat.
Istilah
moral senantiasa mengaku kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai
manusia.Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan
manusia dinilai dari baik buruknya perbutaannya selaku manusia.Norma moral
dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia, baik buruknya sebagai manusia.
Norma
berasal dari bahasa latin yakni norma, yang berarti penyikut atau siku-siku,
suatu alat perkakas yang digunakan oleh tukang kayu. Dari sinilah kita dapat
mengartikan normasebagai pedoman, ukuran, aturan atau kebiasaan. Jadi norma
ialah sesuatu yang dipakai untuk mengatur sesuatu yang lain atau sebuah ukuran.
Dengan norma ini orang dapat menilai kebaikan atau keburukan suatu perbuatan.
Jadi
secara terminologi kiat dapat mengambil kesimpulan menjadi dua macam. Pertama,
norma menunjuk suatu teknik. Kedua, norma menunjukan suatu keharusan. Kedua
makna tersebut lebih kepada yang bersifat normatif. Sedangkan norma norma yang
kita perlukan adalah norma yang bersifat prakatis, dimana norma yang dapat
diterapkan pada perbuatan-perbuatan konkret
Dengan
tidak adanya norma maka kiranya kehidupan manusia akan manjadi brutal.
Pernyataan tersebut dilatar belakangi oleh keinginan manusia yang tidak ingin
tingkah laku manusia bersifat senonoh. Maka dengan itu dibutuhkan sebuah norma
yang lebih bersifat praktis. Memang secara bahasa norma agak bersifat normatif
akan tetapi itu tidak menuntup kemungkinan pelaksanaannya harus bersifat
praktis
Dalam
membahas nilai ini biasanya membahas tentang pertanyaan mengenai mana yang baik
dan mana yang tidak baik dan bagaimana seseorang untuk dapat berbuat baik serta
tujuan yang memiliki nilai.Pembahasan mengenai nilai ini sangat berkaitan
dangan pembahasasn etika.Kajian mengenai nilai dalam filsafat moral sangat
bermuatan normatif dan metafisika.
Penganut
islam tidak akan terjamin dari ancaman kehancuran akhlak yang menimpaumat,
kecuali apabila kita memiliki konsep nilai-nilai yang konkret yang telah
disepakati islam, yaitu nilai-nilai absolut yang tegak berdiri diatas asas yang
kokoh. Nilai absolut adalah tersebut adalah kebenaran dan kebaikan sebagai
nilai-nilai yangakan mengantarkan kepada kesejahteraan hidup di dunia dan
akhirat secara individual dan sosial.
youtube : r/nba - YouTube Channel - Videoodl.cc
BalasHapusyoutube : r/nba. · youtube : r/nba. · youtube : r/nba. · youtube : youtube to mp3 r/nba.